Bantahan untuk Orang Musyrik (6): Orang Musyrik Ternyata Mengenal Allah
- Kategori: Aqidah
- Dilihat: 5901
Syaikh Muhammad At Tamimi rahimahullah melanjutkan pelajaran sebelumnya dengan berkata, "Orang-orang musyrik yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka mengakui bahwa Allah sebagai satu-satunya pencipta, tidak ada sekutu bagi Allah dalam hal mencipta. Tidak ada yang memberi rezeki kecuali Allah. Tidak ada yang menghidupkan dan mematikan melainkan Allah. Tidak ada yang mengatur urusan di alam ini melainkan Allah. Segala sesuatu yang berada di langit yang tujuh dan bumi yang tujuh, juga yang berada di dalamnya tunduk pada Allah, menjadi hamba, berada di bawah pengaturan dan kuasa Allah.
Jika engkau menginginkan dalil bahwa orang musyrik yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perangi itu bersaksi akan hal di atas, maka silakan baca firman Allah,
قُلْ
مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمْ مَنْ يَمْلِكُ
السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ
وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ
فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ
"Katakanlah:
"Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau
siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan
siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan
yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?"
Maka mereka akan menjawab: "Allah." Maka katakanlah "Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?" (QS. Yunus: 31).Begitu pula firman Allah,
قُلْ
لِمَنِ الْأَرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (84)
سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (85) قُلْ مَنْ رَبُّ
السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (86) سَيَقُولُونَ
لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ (87) قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ
شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
(88) سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ (89)
"Katakanlah:
"Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu
mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka
apakah kamu tidak ingat?" Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang
tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?" Mereka akan menjawab:
"Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?"
Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala
sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi
dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan
Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu
ditipu?"." (QS. Al Mu'minun: 84-89). Dan masih banyak ayat yang mulia yang menunjukkan demikian.Jika telah terbukti bahwa mereka mengakui demikian, namun hal itu tidaklah membuat mereka masuk ke dalam tauhid yang merupakan ajaran para rasul dan Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam diutus untuk mendakwahkannya.
Engkau pun tahu bahwa tauhid yang ditentang oleh orang musyrik adalah tauhid ibadah yang mereka sebut di zaman kita dengan i'tiqod. Mereka pun disamping mengenal Allah, juga dikenal rajin ibadah siang dan malam. (*)
Inilah penggalan keenam dari kitab Kasyfu Syubuhaat karya Syaikh Muhammad At Tamimirahimahullah.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa orang musyrik mengakui tauhid rububiyah yaitu keyakinan bahwa Allah sebagai pencipta, pemberi rezeki, pengatur alam semesta, dan penguasa jagad raya.
Syaikh Sholih Alu Syaikh rahimahullah berkata, "Pengakuan orang musyrik terhadap tauhid rububiyah bukanlah pada satu level. Namun kebanyakan umat yang Allah utus rasul di tengah-tengah mereka, tidak ada yang mengingkari adanya pencipta. Tidak ada satu pun yang mengingkari adanya Allah, Allah itu pencipta, pemberi rezeki, di mana Allah yang mengatur alam yang mendatangkan maslahat bagi hamba. Jadi tidak ada satu pun makhluk yang mengingkari sifat rububiyah Allah." (Syarh Kasyfi Syubuhaat, hal. 79).
Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz rahimahullah berkata, "Banyak ayat menunjukkan bahwa orang-orang musyrik mengakui Allah yang menciptakan bumi, menciptakan langit dan segala makhluk. Namun mereka kafir karena meminta syafa'at dan mendekatkan diri pada Allah dengan perantaraan orang-orang sholih. Mereka melakukan menyajikan tumbal sembelihan dan nadzar pada orang sholih. Itulah yang membuat mereka kafir." (Syarh 'ala Kitab Kasyfi Syubuhaat, hal. 10).
Jadi tidak cukup seseorang mengenal Allah. Haruslah ia juga mentauhidkan Allah dalam ibadah dengan menujukan ibadah hanyalah bagi Allah. Kalau seseorang memalingkan satu ibadah saja kepada selain Allah, maka ia musyrik dan dihukumi kafir layaknya orang musyrik di masa silam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar